Dokter perempuan drg. Endah Ribriana mengenakan rompi taktis dan helm, berjabat tangan dengan warga adat Papua dalam kegiatan bakti sosial pengobatan gratis di Kabupaten Kenyam.

Alumni PPNK lemhannas angkatan 219, drg. Endah Ribriana: Satu-satunya Dokter Perempuan dalam Misi Kemanusiaan Kesehatan Gigi di Pedalaman Papua

drg. Endah Ribriana: Dokter Perempuan yang Turut Mengabdi di Tanah Papua

Batas Batu, Papua – Juli 2025
Dalam gelaran bakti sosial pengobatan gratis yang diselenggarakan oleh KOGABWILHAN III bekerja sama dengan GKI dan alumni PPNK lemhannas angkatan 219 di papua, satu sosok dokter perempuan tampil menonjol di tengah medan yang penuh tantangan: drg. Endah Ribriana, M.Kes.

Ia adalah satu-satunya dokter perempuan yang turun langsung memberikan pelayanan kesehatan gigi di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar), tepatnya di Desa Batas Batu, Distrik Krepkuri, Kabupaten Kenyam, Papua.

Pelayanan Gigi di Tengah Tantangan Geografis Papua

Sebagai alumni Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) dan Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat UI, drg. Endah tak asing dengan kegiatan pengabdian masyarakat. Namun medan Papua bukanlah hal mudah. Cuaca ekstrem, kondisi jalan yang sulit dijangkau, serta risiko keamanan tak menyurutkan semangatnya.

“Saya hanya ingin melayani sesama anak bangsa dari Sabang sampai Merauke,” ungkap drg. Endah.

Dalam bakti sosial kali ini, ia melayani masyarakat pedalaman Papua dengan fokus pada kesehatan gigi dan mulut, yang selama ini masih menjadi masalah serius di wilayah tersebut.

Kondisi Gigi Masyarakat Papua Masih Memprihatinkan

Selama memberikan pelayanan, drg. Endah melihat langsung bahwa masyarakat di pedalaman Papua menghadapi kesulitan dalam menjaga kesehatan mulut yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti:

  • Terbatasnya air bersih

  • Kurangnya edukasi tentang kebersihan gigi

  • Asupan gizi yang belum optimal

  • Kebiasaan menginang yang menyebabkan kerusakan gusi

Sebagai seorang dokter gigi yang telah mengabdi selama lebih dari 30 tahun di pemerintahan, kini berdinas di Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI, drg. Endah tak hanya menjadi tenaga medis, tapi juga koordinator tim medis tim GKI dalam kegiatan ini.

Baca Juga: Kolaborasi untuk Kemanusiaan: Alumni PPNK 219, GKI, dan KOGABWILHAN III Gelar Pengobatan Gratis di Papua

Dedikasi Seorang Ibu, Istri, dan Penulis

Selain aktif di lapangan, drg. Endah juga seorang penulis yang produktif. Pengalaman panjangnya sebagai dokter gigi dituangkannya dalam sebuah buku berjudul “Renungan dari Kursi Gigi”, yang berisi refleksi spiritual dan nilai-nilai kehidupan dari ruang praktiknya.

Ia adalah istri dari seorang dokter yang telah membesarkan anak-anaknya menjadi dokter dan dokter gigi. Namun baginya, warisan terbesar bukanlah gelar, melainkan nilai dan semangat pengabdian kepada sesama.

“Apa pun juga yang kita perbuat, perbuatlah dengan segenap hati, seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia,” pesan drg. Endah yang menjadi prinsip hidupnya.

Inspirasi untuk Generasi Muda

Kehadiran drg. Endah menjadi simbol keberanian dan dedikasi perempuan Indonesia di sektor kesehatan, terutama di daerah yang sering kali terpinggirkan. Ia membuktikan bahwa pelayanan kesehatan tak mengenal batas usia, jenis kelamin, maupun medan geografis.

Dalam dunia yang terus bergerak cepat, masih ada sosok seperti drg. Endah yang memilih untuk mendengar keluhan warga yang meminta pertolongan.

Keteladanan yang Patut Diteladani

drg. Endah Ribriana bukan hanya seorang dokter, tapi juga teladan bagi kita semua, terutama para tenaga kesehatan muda yang akan menjadi garda depan masa depan bangsa. Di tengah keterbatasan Papua, ia menghadirkan harapan, senyum, dan ketulusan dengan mengabdi tak harus menunggu waktu yang tepat, cukup dengan hati yang siap.

Kunjungi Juga Media Sosial Resmi Kami: @desadalamberitacom

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *