Para peserta Pacu Jalur mengenakan pakaian adat Melayu dan mendayung perahu panjang di Sungai Batang Kuantan, disaksikan ribuan penonton.

Sejarah Pacu Jalur: Tradisi Balap Perahu dari Kuantan Singingi

Apa Itu Pacu Jalur? Tradisi Unik dari Riau yang Sarat Nilai Budaya

DesaDalamBerita – Sejarah Pacu Jalur, Pacu Jalur adalah perlombaan mendayung perahu tradisional yang berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Kata “pacu” berarti berlomba, sementara “jalur” merujuk pada perahu panjang yang digunakan dalam perlombaan ini.

Tradisi ini diadakan setiap tahun dan menjadi puncak perayaan budaya masyarakat Rantau Kuantan Singingi. Ribuan warga lokal hingga wisatawan mancanegara hadir untuk menyaksikan perlombaan spektakuler ini yang berlangsung di sekitar Kuantan Singingi.

Sejarah Pacu Jalur: Dari Transportasi Raja hingga Festival Rakyat

Tradisi Pacu Jalur telah ada sejak abad ke-17, jalur digunakan sebagai alat transportasi raja-raja Melayu di sepanjang sungai. Seiring berjalannya waktu, perahu yang digunakan mulai dipakai dalam lomba dayung rakyat sebagai bagian dari perayaan hari-hari besar seperti Maulid Nabi dan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

“Pacu Jalur adalah simbol persatuan dan kebersamaan masyarakat. Ini bukan hanya soal siapa yang menang, tapi bagaimana gotong royong dan semangat juang ditunjukkan,” jelas Irwan, Ketua Lembaga Adat Kuantan Singingi, kepada Indonesia dalam Berita, Minggu (7/7/2025).

Spesifikasi Jalur: Bukan Perahu Biasa

Setiap jalur atau perahu yang digunakan memiliki panjang mencapai 25 hingga 40 meter dan dapat memuat lebih dari 50 orang. Jalur terbuat dari batang pohon besar yang dipahat secara manual. Proses pembuatan jalur bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan dan melibatkan ritual adat seperti tepung tawar agar jalur diberkahi dan membawa keberuntungan.

Setiap tim yang berlomba terdiri dari:

  • Tukang pacu (pendayung utama)

  • Tukang onjai (pembantu irama dan motivasi)

  • Tukang timbo (penjaga keseimbangan)

  • Tukang langkap (pengatur arah jalur)

Waktu dan Lokasi Pacu Jalur

Pacu Jalur biasanya diadakan setiap bulan Agustus dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI dan lokasi utama perlombaan adalah Tepian Narosa, Sungai Batang Kuantan, Teluk Kuantan.

Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi menetapkan acara ini sebagai festival budaya tahunan, dan kerap dihadiri pejabat tinggi negara, tokoh adat, dan wisatawan internasional.

Daya Tarik Wisata dan Ekonomi Lokal

Tak hanya menjadi ajang perlombaan, Pacu Jalur kini menjadi magnet pariwisata. UMKM lokal menjajakan kuliner khas Riau, kerajinan tangan, dan atraksi budaya lain seperti silat dan tarian tradisional.

Data Dinas Pariwisata Riau mencatat, selama Festival Pacu Jalur 2024, ada lebih dari 90.000 pengunjung yang datang ke Kuantan Singingi. Pendapatan dari sektor akomodasi, kuliner, dan transportasi meningkat hingga 25% selama festival berlangsung.

Baca Juga: Dika Pacu Jalur Viral Menjadikan Sebuah Tren Aura Farming dan Dikenal Dunia

Pacu Jalur di Era Digital: Dari Sungai ke Layar Dunia

Popularitas Pacu Jalur semakin meningkat berkat media sosial, karena banyak video viral yang memperlihatkan semangat para pendayung, tarian adat, hingga kisah inspiratif yang di hadirkan.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga mempromosikan Pacu Jalur melalui kampanye digital bertema “Wonderful Indonesia”, menjadikan tradisi ini salah satu budaya Indonesia yang terkenal di berbagai dunia.

Upaya Pelestarian dan Pengakuan UNESCO

Pemerintah Provinsi Riau dan Lembaga Adat Kuantan Singingi ingin agar Pacu Jalur masuk sebagai daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Upaya ini sudah dimulai sejak 2022 melalui dokumentasi sejarah, pelatihan generasi muda, dan sertifikasi tradisi.

“Pacu Jalur bukan sekadar budaya lokal, ini adalah warisan bangsa yang harus dijaga bersama,” ujar Gubernur Riau, Syamsuar, dalam sambutan pembukaan Festival Pacu Jalur 2024.

Menjaga Tradisi, Membangun Masa Depan

Pacu Jalur bukan hanya perlombaan balap perahu. Ia adalah simbol kekuatan budaya, persatuan masyarakat, dan potensi ekonomi daerah. Di tengah modernisasi, tradisi ini tetap hidup berkembang dan menyesuaikan diri dengan zaman, tanpa kehilangan jati dirinya.

Melalui pelestarian, promosi digital, dan keterlibatan generasi muda, Pacu Jalur telah melampaui batas geografis. Dari sungai kecil di Riau, kini ia mendunia sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas Indonesia.

Kunjungi Juga Media Sosial Resmi Kami: @desadalamberitacom

One thought on “Sejarah Pacu Jalur: Tradisi Balap Perahu dari Kuantan Singingi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *